Jumat, 02 Januari 2009

codekuw

"""
imey
"


""
&l t;left>&l t;font size="19"> kuingin bebas kuingin lepas seperti burung yang ada di angkasa....
;< hr>
mxit @6085655365328"

Selasa, 16 September 2008

sosiologi XII smt 1 bab1

Mengapa perubahan sosial melekat pada diri suatu masyarakat dengan kebudayaannya? Hal ilu terjadi karena alasan-alasan berikut,
1. Menghadapi Masalah-Masalah Baru
Manusia selaku masyarakat berbudaya selalu menghadapi masalah-masalah baru yang tentu saja mengharuskan adanya pemikiran, usaha, dan peralatan baru untuk memecahkannya. Begitu suatu masalah terpecahkan, tak mustahil muncul masalah dan kebutuhan baru yang selanjutnya menuntut adanya pemecahan. Contohnya, semakin mampu suatu masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi, semakin banyak pula permasalahan baru yang menuntut pemecahannya. Di antaranya adalah penanggulangan kepadatan dan kemacetan lalu lintas di jalan raya. Penanggulangan polusi udara oleh asap kendaraan bermotor, penyediaan parkir kendaraan bermotor, pengadaan tempat penjualan dan penyediaan bahan bakar kendaraan, pengembangan sistem pelayanan surat/pajak kendaraan bermotor yang cepat dan canggih, serta pembinaan disiplin berlalu lintas di jalan raya. Kecenderungan semacam ini juga nampak jelas pada masyarakat di negara-negara industri yang telah sedemikian maju bidang ekonomi, teknologi, dan pendidikannya. Oleh karena itu, dapat kita katakan bahwa proses perubahan masyarakat tak akan ada akhirnya, sepanjang masyarakat itu masih eksis.
2. Ketergantungan pada Hubungan antarwarga Pewaris Kebudayaan
Bertahannya bentuk-bentuk kebudayaan yang berpola dalam suatu masyarakat sangat tergantung pada hubungan antarwarga masyarakat yang mewariskan kebudayaan tersebul. Tidak semua orang dalam suatu masyarakat memiliki pandangan dan sikap yang sama tentang kebudayaan rnereka sendiri.
Misalnya, di kalangan masyarakat yang bersandar pada sistem budaya agama tertentu, tidak jarang bermunculan pembaharu-pembaharu yang membawa perubahan, seperti adanya gerakan Protestantisme dalam kalangan pemeluk agama Kristen dan adanya gerakan Wahabi yang merealisir perubahan-perubahan besar dalam pemahaman dan pengalaman keagamaan dalam agama Islam.
3. Lingkungan yang Berubah
Lingkungan tempat suatu masyarakat hidup juga berubah secara konstan sebagai akibat perlakuan manusia. Lingkungan alam, termasuk kekayaan alam atau sumber daya alarn juga rnerupakan salah satu sumber kecenderungan masyarakat dan kebudayaan untuk berubah.
Secara umurn, kecenderungan suatu masyarakat untuk berubah sangat dipengaruhi oleh faktor-laktor
berikut,
1. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada.
2. Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan.
3. Kesadaran akan adanya kekurangan-kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk menutupinya dengan mengadakan perbaikan.
4. Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
5. Banyaknya kesulitan yang dihadapi, yang memungkinkan manusia berusaha untuk dapat mengatasinya.
6. Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup.
7. Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal yang baru, baik yang datang dari dalam maupun dari luar masyarakat tertentu.
8. Sistern pendidikan yang dapat memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Namun demikian, masyarakat pun memiliki kecendrungan untuk mempertahankan nilai-nilai lama. Kecenderungan suatu masyarakat untuk bertahan pada nilai-nilai lama sangat dipengaruhj oleh faktor-faktorberikulini,
1. Adanya unsur yang mempunyai fungsi tertentu dan sudah diterima oleh masyarakat secara luas. Contohnya, sistem kekerabatan dan solidaritas kekerabatan pada suku atau etnis tertentu yang mempunyai fungsi sangat penting bagi masyarakat.
2. Adanya unsur-unsur yang diperoleh melalui proses sosialisasi sejak kecil. Misalnya, mayoritas makanan pokok rakyat Indonesiaadalah nasi. Walaupun teiah mengenal berbagai jenis makanan lain yang jauh lebih lezat, masyarakat Indonesia cenderung tetap mempertahankan nasi, sebagai makanan pokoknya. Makanan ini dan sulit diganti dengan makanan lain. Pemerintahan terdahulu pernah mencanangkan untuk mengganti nasi dengan bulgur atau jagung, tetapi masyarakat tidak menerima dan tetap mempertahankan nasi.
3. Adanya unsur yang menyangkut agama dan religi yang dianut masyarakat. Mayoritas rakyat Indonesia memeluk agama Islam. Tetapi sebelumnya, di Indonesia berkembang agama Hindu yang memiliki beraneka ragam kebiasaan yang sekarang masih banyak dilakukan oleh umat fslam, seperti Selamatan 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari bagi orang yang telah meninggal. Kebiasaan ini sulit untuk dihilangkan, bahkan mungkin jika seseorang tidak mengadakan upacara selamatan seperti ini, orang itu akan merasa bersalah atau bahkan berdosa.
4. Adanya unsur-unsur yang menyangkul ideologi dan filsafat hidup bangsa.
B. Pengertian Perubahan Sosial
1. Selo Soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2. Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dan majikan. Demikian pula dalarn organisasi-organisasi lain, seperti organisasi politik maupun organisasi ekonomi.
3. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geograiis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pofa-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi ini bisa terjadi karena faktor-faktor intern ataupun ekstern.
4. Maclver melihat perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
5. William F. Ogburn menyatakan bahwa perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial, seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap poia masyarakat.
' C. Teori Utama Pola Perubahan Sosial Budaya
Menurut Lauer, terdapat dua teori utama pola perubahan sosial budaya, yaitu Teori Siklus dan Teori Perkembangan.
1. Teori Siklus
Teori siklus melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan apa yang terjadi sebelumnya. Di dalam pola perubahan ini, tidak nampak batas-batas antara pola hidup primitif, tradisional, dan modern.




GB1



Para penganut Teori Siklus juga melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh masyarakat. Namun, mereka berpandangan bahwa proses peralihan masyarakat bukan!ah berakhir pada tahap "akhir" yang sempurna melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan selanjutnya. Oswald Spengler, seorang ahli filsafat Jerman, berpandangan bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses perputaran itu memakan waktu sekitar seribu tahun. Pitirim Sorokin, seorang ahli Sosiologi Rusia yang melarikan diri ke Amerika setelah meletusnya revolusi, berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Ketiga sistem kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut,
a. Kebudayaan ideasional (Ideational Cultural)
Kebudayaan ini didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supranatural).
b. Kebudayaan Idealistis (Idealistic Cultural)
Kebudayaan ini berisi kepercayaan terhadap unsur adikodrati dan rasionalitas berdasarkan fakta saling bergabung dalam menciptakan masyarakat yang ideal.
c. Kebudayaan Sensasi (Sensational Cultural)
Dalam kebudayaan ini, sensasi merupakan lolok ukur dari kenyataan dan tujuan hidup. Sorokin menilai bahwa peradaban Barat modem merupakan peradaban yang rapuh dan tidak lama lagi akan runtuh dan selanjutnya akan berubah menjadi kebudayaan ideasional yang baru. Arnold Toynbee, seorang sejarawan Inggris, juga menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian.
2. Teori Perkembangan
Penganutteori ini percaya bahwaperubahan dapat diarahkan kesuatu titik tujuan tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modem yang kompleks. Masyarakat tradisional menggunakan peralatan yang terbuat dari bahan seadanya melalui proses pembuatan secara manual, seperti alat-alat pertanian ataupun alat-alat rumah tangga. Teknologi ini kemudian berkembang menjadi teknologi canggih yang pada intinya bertujuan mempermudah pekerjaan manusia.


Gb2

Teori ini dikenal dengan Teori Perkembangan atau linier. Teori Perkembangan dibagi menjadi dua, yaitu'Teori Evolusi dan Teori Revolusi. Penganut Teori Evolusi berpandangan bahwa masyarakat secara bertahap berkembang dari primitif, tradisional, dan bersahaja menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju. Herbert Spencer, seorang sosiolog dari Inggris, berpendapat bahwa setiap masyarakat berkembang melalui tahapan yang pasti. Sementara itu, Emile Durkheim mengatakan bahwa masyarakat berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan cara hidup masyarakat tradisional yang cenderung rnengedepankan keseragaman sosial yang diikat oleh ide bersama. Sedangkan, solidaritas organik merupakan cara hidup masyarakat lebih maju yang lebih berakar pada perbedaan daripada persamaan. Masyarakat ini menurut Durkheim, terbagi secara beragam dalam proses diferensiasi kerja. Di lain pihak, Max Weber melalui Teori Evolusinya berpandangan bahwa masyarakat berubah secara linier dari masyarakat yang diliputi pemikiran mistik dan tahayul menuju masyarakatyang rasional. Penganut Teori Revolusi, seperti Karl Marx, berpandangan bahwa masyarakat berubah secara linier namun bersifat revolusioner. Marx lebih lanjut mengatakan bahwa masyarakat feodal akan berubah secara revolusioner kemudian menjadi masyarakat kapitalis. Jadi, pada dasarnya suatu masyarakat akan berkembang kea rah terterntu

No.
Nama Ahll
Yang Berufaah




Dari
Menjadi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ferdinand Tonies Emile Durkheim Redfietd Augusts Comte Karl Marx Leuski Alvin Tofler
Gemeinschaft Solidaritas Mekanik Folk Culture Teological Perbudakan Hunting and Gathering Agraris -> industri
Gesellschaft Solidaritas Organik Urban Culture Positive Komunisme Industri Inlormasi



Perubahan Sosial Dilihat dari Aspek Sosial
No.


Nama Sosial


Yang Berubah
Dari
Menjadi
1. 2.
3.
Modernisasi Etonomi Politik
Tradisional Subsistem Monarki
Modern Pasar R9publik
2. Perubahan Kebudayaan
Sejalan dengan adanya perubahan-perubahan masyarakat, kebudayaan pun mengalami perubahan karena kebudayaan merupakan hasil kesatuan sosial yang hidup dalam masyarakat dan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota masyarakat pula. Oleh karena itu, jika masyarakat berubah, dengan sendirinya kebudayaan pun akan ikut berubah. Perubahan-perubahan tersebut meliputi seluruh unsur kebudayaan. Secara umum, terdapat tujuh unsur kebudayaan, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan sistem kesenian.
a. Perubahan Bahasa
Perubahan yang terjadi pada bahasa misalnya kata-kata yang telah usang tidak dipakai lagi, perbendaharaan kata baru masuk dan berasal dari bahasa asing maupun bahasa daerah. Di sini kita berikan beberapa contoh, antara lain kata bekas = mantan. Kata "bekas" selain untuk menyebut barang-barang yang sudah tidak berfungsi lagi juga merujuk kepada orang yang tidak lagi menekuni atau menduduki pekerjaan dan jabatannya. Namun, untuk kalangan para pejabat biasanya digunakan kata "mantan" sehingga terdengar lebih baik. Pengaruh bahasa asing seperti bahasa Inggris juga banyak memengaruhi bahasa Indonesia. Sekarang banyak orang yang berbicara dengan mencampur bahasa Indonesia dan bahasa asing. Istilah-istilah asing juga banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Begitu juga dengan penyebutan narna dan tempat, masih banyak yang memakai bahasa asing.
b. Sistem Pengetahuan
Pada zaman dahulu, daiam kegiatan menghitung biasanya cukup dengan menggunakan jari. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah timbulnya ilmu pengetahuan, lebih-lebih setelah pengaruh Cina masuk ke Indonesia, digunakan alat hitung dari kayu yang dibuat bulat-bulat kecil yang berfungsi sebagai angkasatuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan sebagainya. Alat tersebut diberi nama Swipoa. Setelah ilmu pengetahuan semakin berkembang maka ditemukan alat hitung modem yang disebut mesin hitung, kalkulator, dan komputer. Hal ini membawa dampak pada pekerjaan menghitung dan lain-lainnya akan menjadi lebih cepat selesai. Kemajuan teknologi tersebut memberikan manfaat yang sangat besar bagi manusia karena dapat melakukan berbagai pekerjaan dengan lebih eflsien dan efektif.
c. Sistem Organisasi Sosial
Dari waktu ke waktu, sistem organisasi sosial mengalami perubahan. Berbagai macam cara dikembangkan oleh manusia untuk menciptakan keteraturan dalam kehidupan sosial. Perubahan itu meliputi sistem kekerabatan, sistem organisasi sosial politik, hukum, dan perkawinan.
1) Sistem Kekerabatan
Di dalam masyarakat tradisional, sistem kekerabatan dilestarikan melalui organisasi "trah" yang cenderung saling mengenal di antarasesama anggotatrah. Karena masuknyateknologi dan ilmu pengetahuan Barat, hubungan kekerabatan tersebut terutama di kawasan perkotaan menjadi menipis sehingga lebih tepat menjurus ke sifat individualistis.
2) Sistem Organisasi Sosial Politik
Datam pemilu 1955, jumlah organisasi politik di Indonesia sebanyak 28 parpol dengan asas yang berbeda-beda. Pada tahun 1971 pemilu diikuti oleh 10 OPP, yaitu 9 partai politik dan satu Golongan Karya, dengan asas yang masih berbeda-beda.
Mulai tahun 1977 pemilu diikuti oleh tiga OPP, yaitu dua parpol (PPP dan PDI) dan satu Golongan Karya. Sejak tahun 1983 semua partai polilik dan Golongan Karya sepakat untuk melaksanakan asas lunggal, yaitu asas Pancasila. Pada tahun 1998 terjadi peristiwa reformasi di Indonesia yang membawa banyak perubahan bagi bangsa Indonesia. Adanya reformasi membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mendirikan partai politik. Pemilu 1999, lima partai yang memperoleh suaraterbanyak adalah PD1P, PKB, Golkar, PAN, dan PPP. Pada pemilu 2004 yang memperoleh suaraterbanyak adaiah Golkar, PDIP, PKB, Partai Demokrat, PPP, PKS, dan PAN.
3) Hukum
Hukuman pada zaman feodal (zaman raja-raja) sangai dipengaruhi oleh penguasa (raja). Pada zaman modern, hukum ditegakkan sebagaimana mestinya, yaitu sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, Penguasa (presiden) hanya dapat member! grasi, amnesti, dan abolisi.
4) Perkawinan
Pada zaman dahulu, teman hidup seorang wanita (gadis) ditentukan oleh orang tua, Namun pada zaman sekarang, wanita mempunyai hak memilih teman hidupnya, alas dasar saling mencintai.
d. Sistem Teknologi
Sebelum terjadinya revolusi industri (abad ke-18), untuk transportasi da rat manusia baru mampu membuat gerobak, delman, dan sado, yang mula-mula ditarik dengan tenaga manusia dan kemudian diganti dengan tenaga hewan. Untuk transportasi laut, pada zaman dahulu manusia membuat kapal-kapal dayung dan kapal layar. Kapal dayung menggunakan tenaga manusia, sedang kapal layar menggunakan tenaga angin.
Setelah terjadinya revolusi industri, transportasi darat yang semula digerakkan oleh tenaga hewan maupun manusia, diganti dengan tenaga uap. Oleh karena itu, lahirlah alat angkut darat yang disebut kereta api. Dalam perkembangan selanjutnya, tenaga uap yang berasal dari air yang dipanaskan, diganti dengan minyak sebagai ganti air. Akhirnya, lahirlah angkutan darat seperti mobil, truk, sepeda motor, dan kereta api yang digerakkan oleh mesin bertenaga bensin dan solar.
Seperti halnya angkutan darat, pada angkutan laut, tenaga manusia dan angin digantikan oleh tenaga uap sehingga disebut kapal uap. Setelah ditemukan bahan bakar minyak, berkembang alat angkutan laut yang disebut kapal bermotor.
Di bidang Iransportasi udara, kernajuan teknologi membuat manusia mampu menciptakan alat transportasi yang semakin canggih. Pada awalnya, alat transportasi udara yang dibuat manusia berupa balon udara. Kemudian manusia mampu membuat pesawat terbang yang menggunakan baling-baling. Setelah itu rnengalami perkembangan, manusia pun mampu membuat pesawat bermesin jet yang jauh lebih cepat.
e. Sistem Mata Pencaharian
Sejak hidup di dunia ini, manusia berusaha mempertahankan dan melestarikan hidupnya. Pada awalnya manusia berupaya mengumpulkan makanan (foodgathering). Dalam perkembangan selanjutnya manusia menemukan cara untuk mengolah tanah (food producing). Dari sinilah manusia mulai mengadakan kegiatan pertanian. Semula pertanian dilaksanakan secara tradisional dan pada akhirnya menggunakan alat-alat bermesin (traktor). Sementara untuk memberantas hama tanaman pada zaman dahulu menggunakan tangan manusia. Sekarang telah digunakan alat semprot yang berguna untuk menyebarkan obat harna tanaman. Pada zaman dahulu, agar tanaman rnenjadi subur, diberi pupuk kandang atau pupuk hijau. Namun sekarang menggunakan pupuk buatan pabrik, misalnya urea, kcl, dan za. Dalam perkembangan selanjutnya pupuk urea dibuat dalam bentuk tablet. Cara pemupukan tanaman tersebut adalah dengan diberi pupuk secara berimbang.
f. Sistem Religi
Dalam berhubungan dengan Sang Pencipta, nenek moyang kita sudah berusaha. Dengan demikian, lahirlah kepercayaan yang dikenal dengan animisme (percaya bahwa benda mempunyai kekuatan gaib) dan dinamisme (seliap benda mempunyai jiwa). Dalam perkembangan selanjulnya, manusia juga rnerasa berutang budi kepada nenek moyangnya. Sehingga lahirlah suatu kepercayaan memuja roh nenek moyang. Setelah tersebarnya agama dari Asia (Buddha, Hindu, Islam, Kristen Protestan, dan Katolik), bangsa Indonesia memeluk agama-agarna tersebul. Agarna-agama tersebut dibawa oleh orang-orang dari luar Indonesia, contohnya agama Islam dibawa oleh orang Persia, Gujarat, dan Arab melalui jalur perdagangan.
g. Sistem Kesenian
Pada dasarnya manusia lebih menyukai hal-hal yang bersifat baru. Begitu juga dalam sistem kesenian mengalami perubahan, baik yang bercorak religius maupun yang bersifat umum.
E. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya
Pada hakikatnya, perubahan sosial budaya yang berlangsung di dalam masyarakat dapat dibedakan ke dajam beberapa bentuk. Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya tersebut adalah sebagai berikut,
1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Perubahan ini biasanya merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Proses perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
Ada bermacam-macam teori tentang evolusi, Teori-teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori berikut,
a. Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat, termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya sampai ke tahapan yang sempurna. Pelopor teori ini antara lain adalah Auguste Comte dan Herbert Spencer.
Suatu variasi dari teori tersebut adalah Cyclical Theories yang dipelopori Vilfredo Pareto. Pareto berpendapat bahwa masyarakat dan kebudayaannya mempunyai tahap-tahap perkembangan yang membentuk lingkaran, di mana suatu tahap tertentu dapat dilalui secara berulang-ulang.
b. Universal Theory of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen, baik sifat maupun susunannya.
c. Multilined Theories of Evolution *
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian tentang pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian terhadap sistem kekeluargaan dalam sebuah masyarakat.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat dinamakan revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya, revolusi industri di Inggris merupakan perubahan dari produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi dengan rnenggunakan mesin.
Perubahan tersebut dianggap cepat karena dapat mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan dalam waktu yang relatif cepat. Suatu revolusi dapat jugaberlangsung dengan didahului suatu pemberontakan. Contohnya, revolusi kemerdekaan di Indonesia dan Revolusi Francis. Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar sualu revolusi dapat tercapai,
a. Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan perubahan. Di dalam masyarakat, harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan yang lebih baik. Contohnya Revolusi Prancis.
b. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang marnpu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan. Contohnya, revolusi di Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro.
c. Ada pemimpin yang dapat menampung keinginan atau aspirasi dari rakyat untuk kemudian merumuskan aspiraai tersebut menjadi suatu program kerja.
d. Ada lujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, lujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.
e. Ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu saat dimana keadaan sudah tepat dan baik untuk mengadakan suatu gerakan. Contohnya, revolusi 17 Agustus y^ang terjadi di Indonesia adalah suatu momentum yang tepat. Kemerdekaan merupakan keinginan rakyat Indonesia yang waktu itu sudah merasakan kejamnya perlakuan penjajah. Hal ini dibarengi dengan munculnya sosok pemimpin yang dapat menampung aspirasi rakyat serta waktu pencetusan yang tepat dimana saat itu terjadi kekosongan pemerintahan setelah menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
3. Perubahan Kecil
Perubahan kecil adalah suatu perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya, perubahan mode pakaian tidak akan membawa pengaruh berarti bagi masyarakat secara keseluruhan.
4. Perubahan Besar
Perubahan besar adalah suatu perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan iembaga-lembaganya, seperti dalam sistem kerja, sistem hak rnilik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat. Contohnya, kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan berbagai perubahan seperti lahan menjadi sempit, pengangguran tersamar kian nampak di desa-desa, banyak wanita dan anak-anak menjadi buruh, serta petani yang tidak memiliki tanah menjadi buruh atau tani, Dengan demikian, timbul berrnacam-macam lembaga hubungan kerja, lembaga gadai tanah. Selain itu, timbul pula kesenjangan yang dapat memicu konflik atau perpecahan yang akhirnya bisa sampai pada tahapan disintegrasi sosial.
5. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki (intendedchange) atau direncanakan (plannedchange) merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan agen perubahan (agent of change), yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasa sosial (social engineering) atau sering pula dinamakan perencanaan sosial (socialplanning).
Contohnya, lahirnya undang-undang perkawinan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1963 membatasi kaum laki-laki terutama pegawai negeri untuk mempunyai istri lebih dari satu kecuali ada alasan tertentu yang huat.
6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan (unplanned change) merupakan perubahan-perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia.
Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Contohnya, kecenderungan yang terjadi sekarang, seperti pada pelaksanaan upacara adat perkawinan yang hanya menampilkan sebagian keciinya (cuplikan). Hal ini sebetulnya tidak dikehendaki masyarakat, tetapi karena alasan-alasan tertentu, seperti biaya yang mahal, waktu yang cukup lama, akhirnya masyarakat banyak mengikutinya.
Dalam kenyataannya, perubahan yang dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki mernpunyai kaitan yang erat. Contohnya, kemajuan teknologi pertanian seperti penggunaan traktor. Perubahan ini merupakan perubahan yang direncanakan atau dikehendaki. Bagi para petani, kemajuan atau perubahan tersebut sangat menguntungkan karena selain menghemat tenaga dan biaya, penggunaan traktor juga membutuhkan waktu yang relatif sedikit dibandingkan dengan menggunakan bajak dan kerbau. Namun, timbulnya akibat sampingan yang memang tidak dikehendaki masyarakat, seperti tidak terlihatnya lagi nilai kebersamaan atau kegotongroyongan warga untuk mengerjakan lahan pertaniannya secara bersama-sama. Semakin banyak buruh tani yang kehilangan pekerjaannya karena tenaganya telah digantikan oleh mesin yang tidak membutuhkan banyak tenaga manusia.
7. Perubahan Struktur dan Perubahan Proses
Selain bentuk-bentuk yang telah disebutkan di atas, perubahan sosial dapat pula dibedakan atas dua bentuk, yakni perubahan struktural dan perubahan proses.
a. Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya, penggunaan alat-alat pertanian yang serba canggih.
b. Perubahan proses adalah perubahan yang sifalnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempumaan dari perubahan sebelumnya. Contohnya, perubahan kurikulum dalam bidang pendidikan yang sifatnya menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam perangkat atau dalam pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
, F. Aspek-Aspek Perubahan Sosial
Secara garis besar, perubahan sosial menyangkut perubahan berikut ini,
1. Ketompok Sosial
Dalam kehidupan masyarakat, terdapat beraneka ragam kelompok sosial yang mengalami perubahan sosial karena adanya interaksi di kalangan anggotanya. Perubahan ini seringkali dapat diiihat pada aspek-aspek kegiatan, bentuk, dan alat perlengkapannya. Sebagai contoh, dewasa ini hampir di setiap desa kita temukan proyek-proyek pembangunan desa yang dibiayai oleh swadaya masyarakat maupun pemerintah, misalnya gedung-gedung SD Inpres, gedung puskesmas, gedung posyandu, dan lain sebagainya.
2. Stratifikasi Sosial
Dalam setiap masyarakat terdapat sistem, Stratifikasi sosial, atau pelapisan sosial. Stratifikasi sosiai diartikan sebagai sistem penggolongan warga pada suatu masyarakat ke dalam golongan-golongan yang tersusun menurut kedudukan secara bertingkat, berdasarkan atas ciri-ciri sosial ekonomi atau sosial budaya yang dimilikinya. Perubahan Stratifikasi sosial ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang dinamis. Contoh, dahulu dalam masyarakat kita pada umumnya keluarga bangsawan menduduki strata tinggi. Sekarang karena adanya kebebasan dan kesempatan untuk bersekolah dan berusaha dalam bidang ekonomi bagi setiap orang maka orang biasa atau bukan keturunan bangsawan, dapat menduduki strata sosial yang tinggi berkat pendidikan dan kekayaan yang diperoleh.
Sedangkan kalangan bangsawan saat ini belum tentu menduduki strata sosial yang tinggi di masyarakat, karena sekarang ini status bangsawan di banyak tempat tidak begitu penting lagi.
3. Lembaga-Lembaga Sosial
Lembaga sosial {kemasyarakatan) memiliki norma-norma dalam segala tingkatan yang berkisar pada kebutuhan pokok manusia dan cara perilaku yang sudah membaku. Misalnya, kegiatan pemenuhan kebutuhan pokok karena adanya bencana alam maka dari petani pindah pekerjaan menjadi buruh bangunan, tukang becak, dan lain sebagainya.
Contoh lainnya adalah perubahan Kurikulum 1994 menggantikan Kurikulum 1984, Kurikulum 2004 menggantikan Kurikulum 1994, begitu pula jenjang sekolah dasar wajib beiajar yang dahulu hanya enarn tahun sekarang telah mengalami perubahan menjadi sembilan tahun.
4. Interaksi Sosial
Interaksi merupakan unsur penling dalam kehidupan bermasyarakat yang telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Sistem inleraksi pada masyarakat tradisional berbeda dengan sistem interaksi pada masyarakat modern. Hubungan antara raja (penguasa) dengan rakyat pada masyarakat tradisional sangat renggang, sedangkan dalam masyarakat modern hubungan tersebut tidak terlalu jauh.
G. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
Tidak ada yang telap di dunia ini, selalu terjadi perubahan di tengah masyarakat. Berikut ini adalah pendapat para ahli mengenai proses perubahan sosial dan budaya,
1. Menurut Alvin Betrand, awaldari proses perubahan adalah komunikasi, yaitu penyampaian ide, gagasan, nilai, keyakinan, dan sebagainya, dari satu pihak ke pihak lain sehingga dicapai pemaharnan bersama.
2. Menurut David Me Clelland, dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat meraih prestasi (need for achievement) yang melanda masyarakat.
3. Prof. Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor intern dan ekstern yang menyebabkan perubahan sosial.
a. Faktor Intern
1) Bertambah dan berkurangnya penduduk
2) Penemuan -penemuan baru, meliputi d;scoi/e/y (penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah); invention (penyempurnaan penemuan baru oleh seorang individu atau kelompok); innovation(pembaruan yang diterapkan sehingga menambah, melengkapi, atau mengganti yang telah ada). Aktivitas penemuan baru didorong oleh kesadaran akan kekurangan unsur di dalam kehidupan bermasyarakat, kualitas ahli dalam masyarakat, dan perangsang bagi aktivitas penemuan baru.
3) Konflik dalam masyarakat meliputi konflik antarindividu, antarkelompok, individu dengan kelompok, ataupun antargenerasi.
4) Pemberontakan atau revolusi.
b. Faktor Ekstern
1) alamyangberubah;
2) peperangan;dan
3} pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran unsur kebudayaan), akulturasi (pembaruan yang rnasih terlihat batas-batasnya), dan asimilasi (pembaruan yang sudah tidak tampak batas-batasnya).
Perubahan sosial budaya tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang memengaruhi perubahan
tersebut, baik faktor pendorong maupun faktor penghambat.
1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
a. Menurut Margono Slamet
1) Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada sehingga ada keinginan mendapatkan situasi yang lain.
2) Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara apa yang ada (das sein) dengan apa yang seharusnya ada (das so/ten).
3) Adanya tekanan dari luar berupa kornpetisi atau keharusan menyesuaikan diri dengan keadaan.
4) Kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensi.
b. Menurut Soerjono Soekanto
1) Sistem pendidikan yang maju.
2) Sikap menghargai hasil karya orang lain.
3) Keinginan untukmaju.
4) Toleransi lerhadap perubahan atau penyimpangan.
5) Sistem pelapisan sosial terbuka.
6) Pendudukyangheterogen.
7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu, misalnya ekonomi.
8) Orientasi hidupke masadepan.
9) Sikapmudahmenerimahalbaru. Ciri-ciri perubahan sosial adalah sebagai berikut.
a. Setiap masyarakat mengalarni perubahan, baik secara lambat alau cepat. Tidak ada masyarakat yang berhenti dari perkembangannya.
b. Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
c. Perubahan sosial yang cepat biasanya menimbulkan disintegrasi yang bersifat sernentara karena berada dalam proses penyesuaian diri.
2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
a. Kurangnya Hubungan terhadap Masyarakat Lain
Apabila suatu masyarakai tidak mau mengadakan hubungan dengan masyarakat lain atau karena lingkungan tempat tinggalnya sulit dijangkau rnaka warga masyarakat itu akan terisolasi sehingga pola-pola pemikirannya tetap tradisional. Contohnya suku-suku terasing di Sumatra Selatan, pedalaman Kalimantan, dan pedalaman Papua.
b. Pendidikan yang Masih Terbelakang
Rendannya tingkat pendidikan, terutama di masyarakat pedalaman atau suku terasing menyebabkan perubahan sosial budaya sulit terjadi. Mereka sekadar melanjutkan apa yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya. Apabila ada perubahan yang terjadi, mereka hanya dapat menerima begitu saja tanpa mampu bersikap kritis atau bahkan kadangkala tidak mampu menerima perubahan tersebut.
c. Masyarakat yang Bersikap Tradisional
Masyarakat yang mengagungkan tradisi masa lalu menganggap bahwa tradisinya tidak perlu diubah. Lebih-lebih jika para penguasa bersifat konservatif sehingga pintu perubahan akan tertutup olehnya.
d. Vested Interest
Maksud vested interest adalah adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali. Adanya kepentingan-kepentingan tersebut biasanya dibawa oleh golongan atau kelompok tertentu, dan golongan ini biasanya menjadi pelopor dalam masa-masa transisi, mereka selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha dan jasa-jasanya. Golongan tersebut sukar sekali melepaskan kedudukannya di dalam proses perubahan.
e. Rasa Takut Integrasi Kebudayaan Tergoyahkan
Masyarakat merasa takut integrasi kebudayaannya menjadi goyah karena mereka sudah merasa mapan sehingga takut terjadi bahaya yang besar. Hal ini akan mengharnbat proses terjadinya
perubahan.
f. Prasangka Buruk terhadap Unsuf-Unsur Budaya Asing yang Masuk
Sikap ini biasanya terdapat pada masyarakat yang pemah dijajah. Mereka mempunyai perasaan trauma terhadap penderitaan akibat penjajahan bangsa asing. Sikap yang demikian akan mempersulit rnasuknya unsur-unsur budaya asing sehingga mempersulit terjadinya perubahan.
g. Hambatan yang Bersifat Ideologis
Usaha-usaha pemantapan budaya rohaniah tertentu, kadang-kadang diartikan berlawanan dengan prinsip ideologis yang berlaku, bahkan sering ada tuduhan yang meresahkan kehidupan masyarakat.
3. Faktor Eksternal Utama
Selain dari dalam masyarakat, perubahan sosial budaya dapat juga terjadi karena faktor-faktor yang datang dari luar masyarakat. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut,
a. Llngkungan Fisik yang Ada di Sekitar Manusia
Terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi, meletusnya gunung berapi, banjir besar, angin topan, dan semacamnya mengakibatkan masyarakat harus pindah ke tempat tinggal yang baru (bedol desa). Mereka harus beradaptasi dengan keadaan alam baru yang menuntut perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya.
b. Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat pula mengakibatkan terjadinya perubahan karena biasanya negara yang menang dalam peperangan akan memaksakan kebijakannya terhadap negara yang kalah. Bentuk-bentuk pemaksaan tersebut antara lain adalah dominasi kebudayaan, dominasi politik, dan dominasi ekonomi. Contohnya, Negara Jerman mengalami perubahan ketatanegaraan bahkan ideologi setelah kekalahannya dalam Perang Dunia II. Demikian pula Negara Jepang yang setelah Perang Dunia II mengalami perubahan dari negara agraris militer menjadi negara industri yang sangat maju.
c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk
menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat selain memengaruhi
juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain. Penyebaran kebudayaan atau pengaruh
dari satu daerah ke daerah lain ini dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Proses
inidisebutdifusi.
Ada dua tipe difusi yaitu difusi intramasyarakat (intrasociety diffusion) dan difusi antarmasyarakat
(/nfersociefydrffcjs/on). Difusi intra masyarakat dipengaruhiolehbeberapafaktor berikut,
1) Pengakuan bahwa unsur tersebut mempunyai kegunaan.
2) Adanya unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain.
3) Unsur baru yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima.
4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan memengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan mudah diterima atau tidak.
5) Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut. Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh faktor berikut,
1) Adanya kontak antarmasyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut.
3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.
4) Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan baru tersebut.
5) Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut.
6) Paksaan untuk menerima unsur baru tersebut.
Masuknya pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan penetrasj.
a. PenetrationPasipique
Artinya, masuknya sebuah kebudayaan dilakukan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan hal-hal berikut, 1) Akulturasi, yaitu perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan unsur aslinya. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
2) Astmilasi, yaitu bercampurnya dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru.
3) Sintesis, yaitu percampuran dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dari keduanya.
b. Penetration Violente
Artinya, masuknya sebuah kebudayaan dilakukan secara paksa dan merusak. Conlohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncanganigoncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakal.
H. Darnpak Perubahan Sosial
Wlasyarakat merupakan suatu organisasi yang terdiri dari unsur-unsuryang merupakan satu kesatuan yang disebut sebagai sistem. Apabila dalam suatu sistem, salah satu unsurnya tidak berfungsi dengan baik, maka keseimbangan sistem akan terganggu secara keseluruhan. Ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsur dalam masyarakat akan mengakibatkan timbulnya disorganisasi sosia! yang lama kelamaan berubah menjadi disintegrasi sosial.
Apabita terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu lama kelamaan akan menjadi chaos. Pada keadaan yang demikian, akan dijumpai anomie, yaitu suatu keadaan dimana masyarakal lidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Hal ini berakibat pada ketidakmampuan anggola masyarakal untuk mengukurtindakan-tindakannya. Mereka tidak mampu melihat dengan jelas batasan antarayang baik dan buruk. Contohnya, kekacauan yang terjadi di Timor Timur pasca jajak pendapal dan di Maluku saat terjadi kerusuhan berbaru SARA. Situasi disinlegrasi biasa ditandai oleh hal-hal berikut,
1. Sebagian besar anggota masyarakat tidak lagi mematuhi norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
2. Timbul ketidaksepaharnan di antara anggota ketompok dalam hal tujuan, sehingga hilang rasa kesatupaduan dan solidaritas dalam kelompok.
3. Sanksi yang diberikan pada pelanggar norma tidak dilaksanakan dengan konsekuen, sehingga ada kesan bahwa sanksi sudah tidak berfungsi lagi.
4. Menurunnya kewibawaan para tokoh masyarakat dan pimpinan masyarakat, sehingga warga masyarakat bingung siapa yang masih bisa dijadikan panutan atau teladan.
Proses disinlegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat antara lain dapat berbentuk pergolakan, demonstrasi, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
1. Pergolakan Daerah
Sejak merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 lalu sampai dengan masa pembangunan sekarang ini, Indonesia beberapa kali mengalami perlawanan atau pergolakan daerah. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan dari kelompok-kelompok tertentu terhadap pemerintahan. Pergolakan ini banyak dilatarbelakangi oleh ideologi politik, ekonomi, dan sosial budaya. Beberapa contoh pergolakan daerah adalah sebagai berikut,
a. Pemberontakan PKI Madiun
Pemberontakan ini diawaii dengan adanya penandatanganan Perjanjian Renville oleh Amir Syarifudin yang waktu itu menjabat sebagai pimpinan kabinet. Namun, karena perjanjian itu dirasa merugikan bangsa Indonesia, Presiden Soekarno mencabut mandatnya dari Amir Syarifuddin tanggal 28 Juni 1948. President kemudian membentuk kabinet baru yang dipimpin oleh Mohammad Hatta. Rasa tidak puas alas keputusan yang diambil oleh Presiden Soekarno ini menyebabkan Amir Syarifudin bekerja sama dengan Muso membentuk PDR {Partai Dernokrasi Rakyat) dengan tujuan menentang Kabinet Hatta.
b. Pemberontakan DI/TII
Basis pemberontakan DI/TII terdapat di Jawa Barat dan dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo. Di Aceh, DI/TII dipimpin oleh Daud Beureuh dan di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar. Pemberontakan ini dipicu oleh ketidaksetujuan mereka terhadap hasil Perjanjian Renville. Mereka menolak bergabung dengan Pasukan Siliwangi ketika melakukan hijrah ke Yogyakarta sebagai konsekuensi ditandatanganinya Perundingan Renville.
Pemberontakan RMS muncul ketika sebagian masyarakat suku Ambon menolak bergabung dengan Indonesia setelah negara IndonesiaTimur yang merupakan bagian dari negara Republik Indonesia Serikat bergabung dengan Rl. Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr. Soumokil. Setelah pimpinan RMS ini tertangkap, sejumlah pimpinan berhasil melarikan diri ke Negeri Belanda dan bergabung dengan orang-orang Ambon yang sudah bermukim di sana. Mereka lalu mendirikan Republik Maluku Selatan di pengasingan.
Pernyataan rasa tidak puas tidak hanya dicetuskan oleh beberapa daerah seperti yang tertera di atas, tetapi rnasih banyak gerakan dalam bentuk pemberontakan yang sekarang dapat kita rasakan di era reformasi. Misalnya, adanya tuntutan otonomi daerah yang dicetuskan oleh masyarakat Aceh, Papua, Maluku, dan Timor Tirnur {sekarang menjadi sebuah negara yang berdiri lepas dari negara kesatuan Rl}.
2. Aksi Proles dan Demonstrasi
Aksi proles merupakan gerakan yang dapat dilakukan secara perorangan ataupun secara bersama-sama untuk rnenyampaikan rasa tidak puas terhadap tindakan atau kebijakan seseorang atau lembagatertentu. Salah satu bentuk aksi protes adalah demonstrasi, yaitu tindakan yang dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama untuk rnenyampaikan rasa tidak puas. Contoh aksi protes dan demonstrasi yang pernah terjadi di Indonesia adalah sebagai berikut,
a. Aksi protes dan demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan masyarakat menuntut pembubaran PK1 dan Kabinet Seratus Menteri.
b. Aksi protes yang dilakukan oleh kaurn buruh terhadap perusahaannya dalam menuntut kenaikan upah dan tunjangan hari raya. Biasanya jika tuntutan ini tidak dipenuhi, mereka secara bersama-sama melakukan aksi mogok dan berdemonstrasi.
c. Aksi protes yang dilakukan mahasiswa terhadap rektor untuk menunlut kebebasan akademik.
d. Tuntutan penghapusan Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB) pada masa Orde Baru.
e. Aksi protes dan demonstrasi yang menuntut turunnya Presiden Scenario dari kursi kepresidenan yang dilakukan oleh mahasiswa dan didukung masyarakat pada masa Orde Baru.
f. Aksi protes dan demonstrasi oleh berbagai kelompok sosial yang memprotes kenaikan BBM. Ditinjau dari sudut pandang Sosiologi, aksi protes dan demonstrasi merupakan alat kontrol sosial yang dapat membawa perubanan ke arah perbaikan, karena kontrol dilakukan terhadap lembaga pemerintah secara terbuka. Tetapi, jika tidak terorgantsir dengan baik tidak jarang aksi protes dan
• demonstrasi ini mernbawa kerugian bagi masyarakat, seperti timbulnya huru-hara, perusakan fasilitas-fasilitas umum, perusakan gedung-gedung pemerintah, perusakan pusat-pusat perdagangan, dan penjarahan. Tindakan demikian menjurus pada tindakan brutal dan bisa mengarah pada disintegrasi sosial. Contohnya, sekarang ini bisa kita lihat banyak sekali aksi protes dan demonstrasi yang digelar oleh kelompok-kelompok sosial yang tidak jarang menimbulkan konflik seperti konflik antara kelompok yang pro (pendukung) dan kelompok yang kontra terhadap kepemimpinan presiden.
3. Kriminalitas
Kriminalitas atau tindakan kriminal merupakan tindakan sosial yang disosiatif. Kriminalitas ditandai dengan perilaku-perilaku menyimpang yang cenderung melawan hukum atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Tindakan kriminal bykanlah merupakan bawaan lahir, dan dapat dilakukan oleh pria ataupun wanita dari beragam usia, dari usia anak-anak sarnpai usia dewasa bahkan usia lanjut. Tindakan kriminal dapat dilakukan melalui perencanaan dan dapat pula tanpa perencanaan, seperti tindakan mempertahankan atau membela diri yang mengakibatkan terbunuhnya seorang perampok. Tindakan kriminal dapat berupa pembunuhan, perampokan, perkosaan, penculikan, pemerasan, penipuan, pencurian, pemalsuan, pelanggaran sumpah, korupsi, intimidasi (ancaman), penyalahgunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya.
Kondisi masyarakat yang mendukung seseorang atau sekelompok orang melakukan tindakan kejahatan dapat dilihat dari beragamnya bentuk kejahatan yang terdapat di dalam masyarakat itu sendiri.
Bentuk proses sosial yang terjadi dan mendorong orang untuk melakukan kejahatan diperoleh anlara lain melalui proses imitasi, konpensasi, konsepsi diri sendiri (selfconception), kekecewaan, persaingan yang tidak sehal, dan pertentangan keBudayaan. Perilaku kejahatan semacam ini dapat dipelajari melalui berbagai media, seperti media elektronik atau media cetak, dan interaksi dengan orang-orang yang memiliki protest sebagai penjahat.
Penanggulangan segala bentuk tindakan kriminal dapat dilakukan dengan cara preventif ataupun represif. Cara preventif adalah cara penanggulangan dengan pola mencegah, seperti himbauan atau penyuluhan. Cara represif adalah cara penanggulangan dengan pola keras, seperti penangkapan dan pemenjaraan sampai dengan penembakan atau pembunuhan.
Gejala kriminalitas lain yang berkembang di masyarakat saat ini adalah adanya kejahatan kerah putih (white collar crime). Kejahatan kerah putih adalah kejahatan-kejahatan yang dilakukan para penguasa atau pakar dalam melakukan peranannya. Banyak ahli mengatakan bahwa tipe kejahatan seperti ini merupakan ekses dari proses perkembangan ekonomi yang terlalu cepat yang menekankan pada aspek material Belaka. Pada awalnya, gejala ini diseBut business crime atau economic criminality. Golongan kerah putih menganggap dirinya kebal terhadap hukum dan sarana-sarana pengendalian sosial lainnya karena kekuasaan dan keuangan yang dimilikinya sangat kuat.
4. Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja semakin hari semakin meres'ahkan masyarakat dan telah menjurus pada tindakan yang bersifat kriminal. Mengapa kenakalan remaja bisa terjadi? Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa yang BerBahaya. Pada masa ini, emosi seseorang masih labil, Belum memNiki pegangan, dan dalam proses mencari jati diri. Pada masa ini, manusia sedang mengalami masa pembentukan kepribadian. Untuk itu, pertu adanya perhatian yang lebih dari orang tua agar si anak tidak terjerumus pada hal-hal yang dapat merugikan masa depannya. Kenakalan remaja pada umumnya ditandai oleh dua ciri berikut,
a. Adanya keinginan untuk melawan, seperti dalam bentuk radikaltsme.
b. Adanya sikap apatis yang biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap kondisi masyarakat. Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang cukup meresahkan para orang tua dan merepotkan aparat keamanan antara lain adalah tawuran, pemerasan, perampokan, pencurian, penggunaan narkoba, ganja, dan putau, bahkan pembunuhan. Dari BeBerapa penelitian, diperoleh kenyataan bahwa remaja yang terliBat dalam kenakalan seperti disebutkan di alas tidak hanya datang dari golongan miskin saja, tetapi banyak juga datang dari golongan mampu. Jadi, kemiskinan bukan satu-satunya penyebab seorang anak terjerumus dalam tindakan menyimpang. Ada faktor lain yang juga mendukung timbulnya masalah ini, seperti adanya perkumpulan pemuda atau gank, serta pengaruh dari berbagai macam media seperti film dan bacaan porno. Tingkat umur para pelaku kejahatan remaja ini pun beragam, mulai dari yang masih duduk di bangku sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi dengan bentuknya yang beragam pula.
, I. Dampak Perubahan Sosial Budaya Akibat Modernisasi
Modernisasi adalah mengubah tradisi, sikap, dan sistem nilai dalam rangka rnenyesuaikan diri rnengejar
kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa dan negara lain, sehingga dapat bertahan secara wajar di
tengah-tengah tekanan berbagai masalah hidup dalam dunia dewasa ini.
BerBicara mengenai masyarakat modern, yang muncul dalam benak kita adalah sebuah masyarakat
dengan teknoiogi maju dan tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi serta hal-hal lain yang serba
mewah. Telah dikonkretkan, masyarakat modern terseBut adalah masyarakat di Amerika Serikat,
Eropa Barat, dan Jepang.
Tanpa disadari bayangan kita tadi mengacu kepada masyarakat kapitalisme. Kapitalisme adalah sistem
atau cara praktis menguasai dunia, terutama yang berkembang di Amerika Serikat, negara-negara
Eropa Barat, dan Jepang.
Sistem kapitalisme ini mendasarkan dirinya pada BeBerapa hal, antara lain seBagai Berikut.
1. Filsafat Materialisme
Orang dipacu untuk rnengejar kekayaan materi. MartaBat seseorang diukur dari apa yang dimiliki
dan Bukan siapa dia {apakah orang jujur, baik, sosial, dan sebagainya).
2. Filsafat Individualisme
Setiap orang hams memperjuangkan kepentingan dirinya terlebih dahulu, dan kalau dia mau menolong orang lain tentu saja boleh, tetapi bukan prioritas utama.
3. Adanya Hak Milik Pribadi atas Barang-Barang yang Ada
Dengan demikian memungkinkan seseorang dapat memiliki kekayaan secara tidak terbatas, selama cara memperoleh kekayaan tersebut tidak melanggar hukum yang berlaku. Jadi, bukan suatu masalah bila ada orang yang sangat kaya di tengah-tengah orang-orang yang kelaparan.
4. Adanya Pasar Bebas
Orang saling berkompetisi untuk mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya.
Dengan sistem kapitalisme ini, terbukti bahwa beberapa negara di dunia menjadi sangat maju dengan kekayaan yang berlirnpah serta rnemiliki teknologi tinggi. Birokrasi dan sistem manajemennya berlangsung efisien. Di Indonesia, modernisasi tidak dapat lepas dari pembangunan yang telah diusahakan oleh pemerintah sehingga dampak modernisasi dan pembangunan sulit dibedakan. Bagi bangsa yang sedang melaksanakan pembangunan, ternyata seiring dengan cita-cita bangsa untuk meraih kesejahteraan itu akan muncul puladampak sosialnya, baik dampak yang positif maupun yang negatif yaitu,
1. konsumerisme dan etos kerja manusia modern di Indonesia,
2. kesenjangan sosial dan ekonomi,
3. pencemaran lingkunganalam,
4. kriminalitas, dan
5. kenakalan remaja. Berikut adalah penjelasannya,
1. Konsumerisme dan Etos Kerja Manusia Modern di Indonesia
Semua manusia merupakan konsumen karena ia butuh makanan, pakaian, perumahan, dan sebagainya. Konsumerisme adalah gerakan yang melindungi para konsumen dari produk-produk yang merugikan. Di Indonesia misalnya, terdapat Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKi) yang melakukan tugas tersebut. Akan tetapi, konsumerisme di Indonesia juga mempunyai arti lain. Arti lain ini lebih populer dari arti yang sebenarnya. Konsumerisme dalam arti yang populer ini menunjukkan kepada cara berkonsumsi yang sudah kelewat batas. Misalnya, orang yang sudah memiliki barang-barang yang lebih dari cukup, masih terus membeli barang-barang baru untuk memenuhi keinginannya melakukan konsumsi secara berlebihan. Dapat kita saksikan, ada orang yang memiliki mobil lebih dari satu, padahal satu mobil saja sebenamya sudah cukup. Indonesia pada kenyataannya juga telah dipengaruhi oleh sistem kapitaiisme, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar. Seandainya kita berbicara tentang masyarakat modern, yang terbayang adalah manusia-manusia yang hidup di kota-kota besar dan bukan orang-orang pedesaan yang relatif masih kurang dipengaruhi oleh sistem kapitalisme. Konsumerisme di kota-kota besar di Indonesia terutama terdapat dalam kehidupan orang-orang di lapisan atas, seperti yang terdapat di Jakarta dapat kita saksikan kehidupan orang-orang kalangan atas yang memiliki rumah dan mobil mewah dalam jumlah yang melebihi kebutuhannya. Di samping itu, banyak pula di antara mereka yang makan siang atau makan malam di hotel berbintang lima, yang biaya untuk satu kali makan sama dengan biaya makan satu keluarga miskin selama satu minggu. Mereka juga sering menghambur-hamburkan uangnya untuk membeli barang-barang yang kurang diperlukan, sementara itu banyak orang yang bekerja keras untuk memperoleh uang beberapa rupiah saja. Konsumerisme berarti memperluas pasar karena orang-orang semakin senang membeli barang-barang. Para produsen selalu berusaha mendorong terjadinya konsumerisme dan media yang digunakan adalah iklan. Iklan merupakan hal yang sangat hakiki bagi perkembangan dunia usaha. Dalam pola perekonomian modern, pihak produsen barang senantiasa berusaha mendorong pihak konsumen untuk mengonsumsi sebanyak-banyaknya. Di masyarakat timbul citra bahwa orang yang sukses adalah orang yang memiliki banyak barang. Orang yang sempuma adalah orang yang kaya secara material.
Kebanyakan orang merasa gagal dan kurang sempurna kalau tidak kaya, meskipun dia baik dan jujur. Dalam masyarakatyang konsumertsrne, terdapat semacam sikap yang digarnbarkan dengan semboyan, if you are smart, why aren't you rich\ (jika Anda pintar, kenapa Anda lidak kaya?). Etos kerja adalah sikap seseorang dalam menghadapi kenyataan yang ada. Jadi, etos kerja manusia dalam masyarakat modern adalah bagaimana sikap manusia modern dalarn kegiatan bekerjanya terhadap apa yang teiah ada.
Etos kerja manusia modern Indonesia yang bekerja di seklor modern di kota-kota besar merupakan orang-orang yang suka kerja dan efisien. Semangal kerja mereka penuh persaingan dan individualistis. Kenyataan menunjukkan bahwa bidang pekerjaan yang disenangi adalah sektor-sektor yang banyak dan cepat rnenghasilkan uang, terutama kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bisnis. Kegiatan di bidang filsafat dan penelitian murni dalam dunia keilmuan kurang mendapat perhatian.
2. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Dampak modemisasi dan pembangunan berupa ketidakmerataan hidup rakyal merupakan hal yang sangat berbahaya bagi kehidupan bangsa, terutama yang menyangkut stabilitas sosial dan politik. Kesenjangan sosial akan menimbufkan kecemburuan sosial karena taraf hidup yang layak hanya dimiliki oleh segelintir orang, sedangkan sebagian besar rakyat masih berada dalam taraf kerniskinan dan hidup sengsara.
Usaha menyelenggarakan pembangunan dalarn rangka perwujudan suatu masyarakat yang modern selalu diikuti dengan perubahan nilai-nilai sosial. Terjadi pergeseran nilai-nilai sosial yang tradisional ke arah nilai-nilai yang modern. Proses pergeseran ini tidak selalu berjalan lancar, sering-kali proses pergeseran itu dibarengi oleh ketegangan-ketegangan sosial. bahkan timbul gangguan padahubungan sosial yang ada. Sebagai contoh, berkurangnya keakraban antarindividu dikarenakan kesibukan dalam bidang pekerjaan masing-masing. Orang cenderung lebih mengenal dengan baik teman-teman sekantor dan orang-orang di lingkungan kerjanya.
Dalarn bidang pembangunan ekonomt juga timbul masalah. Ekonomi Indonesia disusun atas dasar Pasal 33 UUD 1945. Konkretnya, ekonomi Indonesia harus disusun dengan koperasi sebagai saka guru atau tiang utama, di samping usaha pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) danusahaswasta.
Seluruh bangsa Indonesia wajib untuk menerima koperasi sebagai salah satu saka guru ekonomi Indonesia. Kenyataan yang kita saksikan bersama, yang berkembang menjadi dasar dalarn iklim pembangunan nasional adafah bisnis swasta, terutama yang berpusat di kota-kota. Setelah itu, BUMN dan koperasi berada pada tingkat yang paling rendah sebagai usaha yang lemah. Akibat dari perkembangan ekonomi bebas, sering terdengar ungkapan yang menyatakan bahwa yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin. Kesempatan yang disediakan oleh pemerintah untuk berusaha dalam bisnis, disambut secara efektif oleh golongan pemilik modal yang berkernampuan besar sehingga mereka dapat memupuk tambahan modal yang membuka jalan untuk memperbesar usahanya. Melalui usaha-usaha bisnisnya itu, dengan sendirinya mereka semakin bertambah kaya. Sebatiknya, golongan yang tidak mempunyai modal dan tidak mempunyai pengalaman menjalankan bisnis serta tujuan hidupnya bukan untuk mengumpulkan modal, sudah barang tentu rnengaiami dampak lain dari pembangunan ekonomi tersebut. Namun, tidak dapat diingkari bahwa, baik mereka yang termasuk golongan menengah maupun rendah, rata-rata bertambah penghasilannya walaupun hanya sedikit, baik secara finansial maupun secara riii. Perbedaan pertarnbahan itu semakin menunjukkan bahwa kesenjangan material antara golongan yang kaya dan golongan yang miskin menjadi bertambah besar, tetapi tidak benar jika dikatakan golongan miskin bertambah melarat.
Masalah lain yang menghambat jalannya pembangunan adalah korupsi dan budaya "pungli" (pungutan liar). Pungli adalah tindakan yang secara tidak sah dilakukan oleh aparat pemerintah (oknum) terhadap warga masyarakat yang memerlukan jasanya.
Sam'pai saat ini, belum ada perhitungan yang pasti jurnlah uang negara yang hilang dari pembangunan karena korupsi. Perkiraan dari para ahii ekonomi berkisar antara 20% sampai dengan 35%. Namun, sekecil apa pun uang yang diselewengkan, korupsi telap merupakan penyakit sosial yyang amat berbahaya dan sangat merugikan negara serta mengganggu proses pembangunan.
Di mala masyarakat, "pungli" merupakan pemerasan yang dilakukan dengan menyalahgunakan kekuasaan pemerintah yang ada pada para pejabal. "Pungli" menambah biaya tidak sah yang harus dibayar untuk memperoleh jasa pejabat dan berakibat menurunnya wibawa pejabat dan pemerintah.
3. Pencemaran Lingkungan Alam
Organisasi hidup terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Di antara organisms hidup itu, manusialah yang paling dominan. Oleh karena itu, titikberattertuju kepada pengaruh timbal balik antara manusia dan lingkungan dalam berbagai aspeknya. Dari pengaruh timbaf balik tersebut, timbul masalah-masalah seperti lingkungan sosial, lingkungan biologis, dan Jingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah orang-orang yang secara individual atau kelompok berada di sekitar manusia. Lingkungan biologis adalah segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa organisme hidup. Sedangkan lingkungan fisik adalah sernua benda mati yang berada di sekeliling manusia. Karena masing-masing lingkungan ini berbedasatu dengan lain maka interaksi manusia dengan masing-masing lingkungan tersebut dapat menimbulkan pengaruh yang berlainan pula terhadap diri manusia dan masyarakat. Apabila diikuti perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari interaksi manusia dengan lingkungan tadi, sesungguhnya tidak akan ada masalah lingkungan. Apalagi kalau hubungan keselarasan antara berbagai zat, benda, dan organisme dipelihara dengan baik dan tidak terganggu.
Kualitas lingkungan hidup akan menjadi rusak jika hubungan keselarasan tadi terganggu. Gangguan tersebut bisa timbul karena desakan kebutuhan hidup manusia dan kurangnya kesadaran terhadap lingkungan hidup. Pada akhimya timbul permasalahan, seperti pencemaran air dengan zat-zat kimia yang rnengandung racun karena manusia ingin mendapatkan ikan, penebangan kayu di hutan secara ilegal, pembuangan sampah tidak menurut aturan, membuang kotoran di sembarang tempat, asap mobil dan kendaraan, serta limbah pabrik. Kesemuanya itu akan rnengakibatkan rusaknya lingkungan hidup.
Karena pencemaran tersebut rnaka kebutuhan dasar manusia untuk menikmati air bersih, serta alam sebagai tempat rekreasi dengan kicauan burung dan lincahnya ikan yang berenang, tidak lagi dapat kita temiji.
J. Dampak Perubahan Sosial Budaya Akibat Globalisasi
Dalam menanggapi pengaruh budaya luar dalam era globalisasi dewasa ini, kita tidak akan dapat mengisolasi diri. Hal ini disebabkan oleh adanya kemajuan teknoiogi dan komunikasi. Informasi yang datang dari luar dapat dengan mudah kita terima, misalnya lewat radio, TV, dan lain-lainnya. Keadaan semacam inilah yang disebut modernisasi yang akan berkembang terus hingga melahirkan era globalisasi. Globalisasi adalah suatu sistem atau tatanan yang menyebabkan seseorang atau negara tidak mungkin untuk mengisolasi diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi (global = sedunia, sejagat). Dengan era globalisasi tersebut rnaka peristiwa-peristiwa yang terjadi dari suatu negara akan dapat diketahui dengan cepat oleh bangsa dari negara lain. Dampak positif dari globalisasi adalah cepat masuknya budaya asing yang memperkaya budaya Indonesia. Hal ini dapat rnerubah pola berpikir tradisional menjadi pola rasional. Akhirnya orang dapat menerima kritik derni kemajuan bangsanya. Dengan era globalisasi sekarang ini maka unsur-unsur budaya asing akan mudah masuk ke Indonesia. Budaya yang datang dari luar tidak semuanya positif bagi perkembangan dan kehidupan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Unsur-unsur budaya asing yang positif, misalnya ilmu pengetahuan, cara berpikir kritis, sistematis, analitis, logis rasional, dan menghargai waktu. Masuknya teknologi asing ke Indonesia juga akan melahirkan berbagai industri. Misalnya, Industri Pesawat Terbang Nusantara, industri baja di Krakatau Steel, kilang-kilang minyak di Kalimantan, dan industri pembuatan kapal. Namun perlu disadari bahwa tidak semua unsur-unsur asing itu baik. Kadang-kadang unsur-unsur asing yang negatif tersebut masuk bersama-sama teknologi dan alat-alat komunikasi, seperti televtsi, radio, dan lain-lainnya. Contohnya, radio, televisi, dan film akan mudah memengaruhi para penonton atau pendengarnya. Kita harus selalu waspada, tidak semua acara yang ditayangkan berguna bagi perkembangan dan kehidupan bangsa Indonesia yang berdasar Pancasila.
K. Tantangan Global Terhadap Eksistensi Jati Dtri Bangsa
Globalisasi rnenghadirkan suatu tantangan baru bagi bangsa Indonesia. Tantangan ini bersifat global dan dapat mengancam eksistensi keberadaan jati diri bangsa Indonesia. Berikut ini akan kita pelajari bentuk-bentuk tantangan global yang harus kita hadapi bersama.
1. Guncangan Budaya (Cultural Shock)
Yang dimaksud dengan guncangan budaya atau cultural shock adalah ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasiikan suatu pola kehidupan sosial yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Kadang-kadang ada unsur yang berubah, sementara ada unsur lain yang tidak berubah atau tidak dapat menyesuaikan diri sehingga lungsinya terganggu. Keadaan yang demikian ini dapat menyebabkan timbulnya suatu fungsi keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan.
Walaupun unsur kebudayaan asing telah diterima cukup lama dan diolah serta disesualkan dengan keadaan setempat sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu telah berbeda dari bentuk aslinya, ternyata kadang-kadang tetap tidak sesuai dengan yang diharapkan.Maka dari itu unsur-unsurtersebut dapat rnenimbulkan keguncangan kebudayaan yang kadang-kadang rnenimbulkan perpecahan.
2. Ketertinggalan Budaya (CulturalLag)
Ogburn menyatakan bahwa ketertinggalan kebudayaan adalah pertumbuhan aiau perubahan unsur kebudayaan yang mengalami perubahan tidak sama cepatnya. la berpendapat bahwa perubahan pada kebudayaan material cenderung lebih cepat dibandingkan dengan kebudayaan yang imaterial. Ketidakseimbangan perubahan antara kebudayaan material dan kebudayaan imaterial inilah yang disebut ketertinggalan kebudayaan. Perbedaan taraf kemajuan dalam unsur kebudayaan dalam masyarakat dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan manusia itu sendiri. Dapat jugadikatakan bahwa perkembangan teknologi tidak seirama dengan perkembangan alam pikiran sebagian warga masyarakat. Contohnya, perubahan teknologi dapat mengakibatkan kecelakaan pada manusia karena alam pikiran manusia tidak sejalan dengan perkembangan teknologi tersebut. Contohnya, dewasa ini pada gedung-gedung bertingkat banyak yang menggunakan tangga berjalan (escalator). Tetapi kitapernah mendengarterjadinya kecelakaan dalam penggunaan escalator tersebut. Hal ini disebabkan si pemakai belum memahami sepenuhnya kemajuan teknologi tersebut. Apabila ada gangguan keseimbangan, masyarakat akan menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan maksud untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru. Jika masuknya unsur baru dipaksakan pada masyarakat, kadang-kadang masyarakat tersebut tidak dapat mempertahankan diri sehingga mau tidak mau masyarakat terpaksa menerimanya. Bila unsur baru yang masuk tersebut bertentangan dengan unsur lama, ini akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. Selanjutnya akan berpengaruh pula pada warganya. Masyarakat harus memilih salah satu alternatif, yaitu mempertahankan unsur lama, akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam masyarakat. Hal ini secara psikologis akan memengaruhi individu-individu masyarakat. Dalam keadaan demikian, para warganya akan mengalami kekecewaan dan ketegangan-ketegangan. Apabila ketidakseimbangan dapat segera dipulihkan kembali maka keadaan itu dinamakan sebagai proses penyesuaian (adjustment). Kalau tidak dapat menyesuaikan diri disebut dengan maladjusment. Selain guncangan budaya dan ketertinggalan budaya, masih ada dampak yang lain yaitu sebagai berikut,
1. Rasa Gotong-Royong Menipis
Dalam kehidupan ekonorni yang semula berdasarkan pertanian, setelah masuk masa industrialisasi, semangat gotong-royong menipis. Kehidupan maSyarakat sekarang cenderung menjadi bersifat individualistis. Ada anggapan umum "hidup bebas asal tidak mengganggu kehidupan orang lain".
2. Alkoholisme, bagi bangsa Indonesia yang hidup di alam tropis sebenarnya tidak terlalu membutuhkan minum-minuman yang mengandung alkoho!. Untuk daerah tropis, minum minuman tersebut dapat merusakkan organ tubuh (termasuksaraf).
3. Bergesernya nilai dan norma bangsa Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat, dampak negatif dari globalises! yaitu bergesernya norma dan niiai moral sehingga ukuran norma dan nilai menjadi lebih lunak. Misalnya, seorang gadis yang hamil sebelum nikah pada zaman dahulu sangat digunjing oleh masyarakat, sekarang dianggap wajar-wajar saja.
4. Pengamalan agama terancam karena masuknyapaham liberalismedan komunisme merugjkan jiwa religius bangsa Indonesia.
5. Hubungan keketu-argaan menurun karena disibukkan pekerjaan dan rekreasi ke tempat-tempat hiburan maupun wisata ke daerah atau negara lain. Sebelurn era globalisasi, seorang ayah mengajak anak-anaknya mengunjungi rumah kakek dan nenek, terlebih di hari libur sekolah merupakan hal yang wajib dan umum. Bangsa Indonesia juga sejak dahulu memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat satu sama lain.
6. Lunturnya pemakaian produksi dalarn negeri. Karena wawasan luas, masyarakat mampu dan bangga menggunakan barang-barang buatan luar negeri. Dan mereka merasa malu dan hina jika mengonsurnsi barang-barang produksi bangsanya sendtri. Bahkan kadang mereka mengejek, tetangga atau teman yang selalu mengonsumsi produksi dalam negeri. Orang:orang yang mengaku modern lebih senang minum-minuman keras daripada wedang jahe, wedang kacang, sekoteng, dan lain-lainnya. Orang modern lebih senang (memilih) obat tidur daripada mengonsumsi buah pala (bunga pala) atau bunga kecubung sebagai obat tidur (penenang).
7. Kesenian tradisional kurang diminati golongan muda, mereka cenderung memilih dansa dan balet daripada Tari Jaipongan, Serampang Duabelas, Tari Serirnpi, dan lain-lainnya- Musik tradisional sepertt gamelan juga tersingkir, kalah dengan pertunjukan musik modem.
8. Menurunkan nilai dan norma sopan santun terhadap orang yang iebih tua dan kaum ibu karena kepentingan pribadi. Sulit membedakan fungsi tangan kiri dan kanan karena pengaruh bangsa lain yang menganggap dua tangan diciptakan Tuhan sama, makafungsinya sama. Sesungguhnya bagi bangsa Indonesia kecuali kidal, fungsi tangan kiri dan kanan memiliki perbedaan.
L. Antisipasi Memudarnya Jati Diri Bangsa
Dengan munculnya era globalisasi yang rnempunyai dampak negatif, maka bangsa Indonesia perlu untuk mengantisipasinya, dengan cara berikut ini,
1. Mempertebal ideologi dan rasa nasionalisme bangsa melalui berbagai kegiatan yang mendukung, seperti dengan tetap melaksanakan kegiatan upacara bendera dan mengadakan diskusi yang dapat menggugah semangat nasionalisme dan pemahaman terhadap ideologi bangsa.
2. llmu pengetahuan yang sudah canggih harus diirnbangi dengan iman dan takwa.
3. Dalam bidang kesenian hendaknya ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya, agar dapat membendung kesenian asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
4. Masyarakat melalui RT dan RW hendaknya membudayakan adanya jam-jam belajar bagi anak usia sekolah. Dalam jam-jam belajar yang dimaksudkan, masyarakat harus menciptakan suasana belajar.
5. Baik pemerintah maupun masyarakat, hendaknya bekerja sama untuk mencegah beredarnya obat-obat terlarang, beredarnya gambar-gambar porno, dan minum-minuman keras, yang dapat mengganggu kehidupan para remaja.
6. Setiap warga negara hendaknya lebih mencintai dan menyukai produksi dalam negeri.
7. Kesenian dan budaya tradisional hendaknya tetap dilestarikan.
8. Persatuan dan kesatuan harus tetap ditingkatkan.
9. Lingkungan hidup harus dijaga kelestariannya. Apabila menebang hutan harus dibarengi dengan kegiatan penghijauan. Air yang bersih untuk kelangsungan kehidupan manusia harus tetap dijaga kebersihannya, jangan sampai dicemari oleh limbah apapun termasuk limbah industri.
10. Dalam mendidik anak-anak di rumah, orang tua harus aktif sebagai pendidik anak-anaknya sehingga orang tua benar-benar dapat membuat sejahtera keluarganya. Dengan demikian, keluarga akan melahirkan generasi baru yang merupakan sumber daya manusia (SDM) yang andal. Perlu diingat bahwa seorang anak tidak hanya cukup dipenuhi dengan kebutuhan materi saja, tetapi kebutuhan batin yang berupa kasih sayang orang tua juga sangat diperlukan bagi ketenteraman hidup anak.
11. Dalam era globalisasi banyak budaya asing yang masuk. Budaya asing itu banyak yang diperlukan, tetapi banyak pula yang tidak sesuai.